Blog ini masih dalam tahap pengembangan. Beri Masukkan!

Merajut Keberagaman Melalui Festival 28 Bahasa Nusantara 2023

Merajut Keberagaman Melalui Festival 28 Bahasa Nusantara 2023

"Pemuda masa silam menggelorakan kehendak bersatu, hari ini rayakanlah Indonesia tanpa ragu." - Najwa Shihab

Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya sumber daya alamnya, agama, suku, adat istiadat hingga bahasa yang sudah menjadi media interaksi sehari-hari. Menurut informasi terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS), populasi Indonesia mencapai 278,69 juta orang pada pertengahan tahun 2023.

Selain itu, Bahasa Indonesia merupakan bahasa kesatuan, tetapi Indonesia memiliki ratusan bahasa yang berasal dari suku-suku yang ada, menurut data Ethnologue, Indonesia merupakan negara dengan jumlah bahasa terbanyak kedua di dunia pada 2023 dengan jumlah 720 bahasa. Maka dari itu saatnya sebagai warga negara harus bersyukur dan menghargai kekayaan yang ada, termasuk ragamnya bahasa. 

Sekilas Tentang Festival 28 Bahasa

Bulan Oktober di Indonesia dikenal  dengan sebagai Bulan Bahasa dan Sastra, sebagai wujud aktualisasi cinta terhadap bahasa, SMK Bakti Karya Parigi (SBK) mewujudkan idenya untuk merayakan bulan bahasa ini dengan cara yang berbeda, yakni dengan mewadahi murid-muridnya yang multikultural untuk mengekspresikan bahasanya masing-masing melalui berbagai penampilan. Pada tahun 2017 SBK mengadakan Festival 28 Bahasa pertamanya, dengan konsep yang sederhana tapi acara tersebut sangat berdampak dan bermakna bagi setiap elemen, SBK kerap mengadakan Festival 28 Bahasa ini hingga menjadi hajat tahunan.

Acara yang dikenal dengan hajat se-Indonesia ini sering ditunggu-tunggu oleh masyarakat, bukan hanya warga lokal saja, Festival 28 Bahasa ini sering mendapatkan dukungan langsung dari berbagai perusahaan, lembaga instansi, organisasi. Diantaranya yang pernah menggandeng Festival 28 Bahasa ini adalah PT. Astra International, PT. United Tractors, hingga Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Republik Indonesia turut berpartisipasi menjadi sponsor langsung dari Festival 28 Bahasa Nusantara ini.

Adapun tujuan utama dari Festival 28 Bahasa ini, selain hiburan festival ini menjadi ujung tombak dalam memperkenalkan budaya yang ada di Indonesia khususnya bahasa. Melihat fenomena saat ini anak muda sudah gengsi menggunakan bahasa daerahnya, bahkan ada yang tak tau bahasa daerahnya sendiri. Melihat hal itulah Festival 28 Bahasa ini diselenggarakan dengan berbagai macam bentuknya, ada yang memperkenalkan bahasa melalui orasinya, nyanyiannya maupun dongeng-dongeng yang sangat legendaris.

Bukan Hanya Bahasa, Ternyata Ada yang Luar Biasa

Walaupun namanya Festival 28 Bahasa, tetapi dalam festival ini menyajikan berbagai macam hal unik yang bisa dinikmati oleh pengunjung, seperti Tarian Nusantara, Stand Makanan Khas Daerah, Teater, Pagelaran Wayang Golek hingga dialog publik yang memberikan insight baru bagi pengunjung. Uniknya Festival 28 Bahasa ini diselenggarakan oleh lembaga pendidikan yakni SMK Bakti Karya Parigi, dimana siswanya terdiri dari berbagai daerah yang terhimpun dalam satu program yaitu Program Kelas Multikultural. Oleh karena itu, pengunjung bisa mendapatkan cerita unik tentang budaya Indonesia dari orangnya langsung. Bukan hanya itu, Stand Rumah Adat juga menjadi pelengkap untuk memperkenalkan budaya yang ada di Indonesia.

Bagaimana Keseruan di Festival 28 Bahasa Nusantara 2023?

Menyambut bulan Oktober 2023, SMK Bakti Karya Parigi menghadirkan kembali Festival 28 Bahasa pada Sabtu, 21 Oktober 2023 yang bertempat di Kampus SMK Bakti Karya Parigi. Festival yang menjadi hajat tahunan ini dikonsep semeriah mungkin, sehingga dari setiap tahunnya memiliki hal unik yang menjadi pembedanya.

Adapun yang terlibat dalam acara Festival 28 Bahasa ini diantaranya Badan Ideologi Pembinaan Pancasila sebagai sponsor utama yang menggandeng Festival 28 Bahasa 2023 ini, selanjutnya Djaya Print yang menjadi sponsor media publikasi, dan sponsor-sponsor lainnya. Selain itu yang turut mendukung festival ini diantaranya Dinas Pendidikan Kabupaten Pangandaran, STITNU Al-Farabi Pangandaran, Pemerintah Desa Setempat dan berbagai kampus lainnya.

Festival 28 bahasa ini tentu diikuti oleh para pelajar di SMK tersebut yang berasal dari berbagai Provinsi di Indonesia. Ketua Pelaksana, Jujun Junaedi mengatakan, kegiatan festival 28 bahasa ini pada dasarnya mewadahi karya-karya siswa dengan latar belakang budaya yang berbeda. Festival 28 Bahasa diawali dengan pawai budaya yang diikuti oleh anak anak TK, siswa SD, SMP, SMK/sederajat, mahasiswa, dan masyarakat sekitar. festival ini menampilkan setiap bakat  yang dimiliki setiap siswa di SMK Bakti Karya dengan menonjolkan ciri khas dari daerah nya masing masing diantaranya seperti membaca naskah orasi, puisi, menari tarian daerah, teater, dan bernyanyi menggunakan bahasa daerah nya masing masing. Festival ini juga menyediakan beraneka macam makanan khas daerah beserta pakaian tradisional yang didemonstrasikan dengan miniatur rumah adat yang dibuat oleh para siswa. 

Festival ini menghadirkan warna dari setiap daerah yang ada di indonesia yang sesuai dengan tema festival ini yakni “Colors of Indonesia "Embracing Unity Through Diversity". Selain itu, diadakan juga beberapa workshop tentang kewirausahaan, demokrasi, dan proses pembuatan shibori atau batik ikat celup. Selain workshop ada juga dialog publik keberagaman yang didalamnya berbincang tentang keberagaman yang dialami oleh siswa SBK. Atraksi bakar batu juga dihadirkan di acara festival ini yang merupakan tradisi orang papua dalam memasak secara tradisional menggunakan batu yang dibakar hingga panas. Untuk akhir acara, diadakan juga band sebagai hiburan pengisi untuk malam puncak.

Tujuan festival 28 bahasa ini, tentu SMK Bakti Karya Parigi yang mempunyai program Kelas Multikultural ingin memperkenalkan berbagai budaya kepada khalayak publik dan warga yang ada di Kabupaten Pangandaran. "Karena, memang sangat sulit sekali untuk menemui orang Indonesia yang berbeda-beda. Biasanya kan, Jawa sentral. Sulit sekali menemui mereka (orang-orang dari luar Jawa)," ucap Jujun. Namun, di SMK Bakti Karya Parigi ini semua siswa dari berbagai daerah dan Provinsi di Indonesia semua berkumpul. "Baik itu orangnya, makanan khas daerah dan rumah miniatur di daerahnya," ujarnya.

Penggunaan bahasa daerah menjadi ciri khas di Festival 28 Bahasa. "Nyanyian bahasanya juga, dari daerah masing-masing. Jadi, mereka menonjolkan bahasa daerahnya," katanya. Karena, lanjut Ia, yang paling beda antara satu sama lainnya yaitu gaya bahasanya atau budaya tuturnya. "Indonesia sendiri terkait bahasa, semakin hari semakin kurang penguasaan bahasa daerahnya." "Nah, di sini siswa kami diajarkan memahami literasi budaya di berbagai daerah. Jadi, tahu tentang bahasa daerah masing-masing," ucap Jujun.

Kepala SMK Bakti Karya Parigi, Athif Roihan Natsir, menyimpulkan, “Festival 28 Bahasa ini bukan hanya acara hiburan, tetapi juga langkah penting dalam mendidik siswa dan masyarakat tentang pentingnya memahami dan menghargai budaya dan bahasa-bahasa di Indonesia. Kami berharap acara semacam ini akan terus diadakan di masa depan untuk memperkuat pemahaman siswa tentang keragaman dan kekayaan budaya Indonesia.”***

Ditulis oleh:

Diah Nurlatifah, Khidayat Muslim, Lailatul Mutmainah, Nur Aziz, Wulandari

Post a Comment