Blog ini masih dalam tahap pengembangan. Beri Masukkan!

Menggali Hikmah dan Makna Mendalam di Balik Bulan Ramadan

Menggali Hikmah dan Makna Mendalam di Balik Bulan Ramadan

“Tidurnya orang puasa adalah ibadah, diamnya adalah tasbih, amal ibadahnya dilipatgandakan, doanya dikabulkan, dan dosanya diampuni.” (HR Baihaqi).

Siapa yang masih mengandalkan hadist diatas sebagai alasan untuk bermalas-malasan saat bulan ramadan? So, bukan seperti itu makna yang sebenrnya.Tidur memang bisa berkonotasi negatif sebab identik dengan bermalas-malasan. Namun di sisi lain, tidur juga dapat bernilai positif jika digunakan untuk mempersiapkan hal-hal yang bernuansa ibadah, seperti untuk mempersiapkan fisik dalam menjalankan ibadah.

Sedikit cerita dari bulan ramadan 1443 Hijriah untuk refleksi diri, kala itu salah satu teman saya sehabis pulang sekolah langsung tidur. Tetapi teman-teman lainnya malah nongkrong sampai gibahin orang lain.

Dari dua aktivitas tersebut bisa dilihat mana yang lebih baik antara tidur untuk menghindari pembatalan atau hal yang memakruhkan puasa atau malah melakukan hal-hal sepele tapi membuat puasa kita terasa hampa.

Dilansir dari NU Online, tidur pada saat berpuasa dapat disebut sebagai ibadah ketika memenuhi dua kriteria. Pertama, tidak dimaksudkan untuk bermalas-malasan, tapi untuk lebih bersemangat dalam menjalankan ibadah. Kedua, tidak mencampuri ibadah puasanya dengan melakukan perbuatan maksiat.

Puasa Tetap Produktif

Bulan Ramadhan adalah bulan yang istimewa, di mana terdapat banyak keistimewaan di dalamnya seperti pintu surga yang dibuka, pintu neraka yang dikunci, dan setan yang dibelenggu. Selain itu, bulan Ramadhan juga merupakan bulan di mana umat Muslim diwajibkan untuk berpuasa, yang mana pahala dari ibadah tersebut dilipatgandakan, dan tersedianya malam yang lebih baik dari seribu bulan, yaitu lailatul qadar.

Dalam konteks puasa, sebenarnya merupakan ibadah khusus (mahdhah) yang bertujuan untuk menahan hawa nafsu. Para ahli tafsir terkemuka seperti Imam ar-Razi, az-Zamakhsyari, dan Ali as-Shobuni sepakat bahwa puasa merupakan cara untuk menahan diri dari makan dan minum dari fajar hingga terbenamnya matahari. Definisi ini diterima dalam sejarah fiqih.

Dari terbitnya matahari hingga terbenamnya matahari mau ngapain aja coba? Zaman sekarang sudah ada gadget yang sudah menjadi bagian yang penting dari kehidupan kita, tapi main gadget saat puasa sungguh kurang berfaedah jika yang ditonton tidak semestinya untuk ditonton atau yang lewat di beranda malah mukbang atau iklan marjan hehe, sungguh terlalu!

Maka dari itu, untuk menghindari pembatalan atau hal yang dapat memakruhkan puasa bisa melakukan kegiatan yang positif seperti Tadarus Al-Qur’an, mengikuti program pesantren kilat, bagi-bagi takjil, Sahur On The Road, atau nonton kajian online.

So, marilah jalani bulan ramadan ini dengan kegiatan yang positif dan targetkan khatam Al-Quran sebanyak mungkin supaya kita bisa mendapatkan pahala yang berlipat ganda.***

Post a Comment